Apa Saja Matrik yang Penting dalam Proses Recruitment?
Dalam melakukan proses rekrutmen, seorang Human Resource yang profesional tentunya membutuhkan recruitment software terbaik untuk mempermudah prosesnya. Selain itu mereka juga membutuhkan metrik yang bisa membantu proses evaluasi terkait talenta yang memang dibutuhkan dalam perusahaan.
Software dan metrik ini juga bisa membantu recruiter untuk bisa menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien.
Metrik yang Penting dalam Proses Rekrutmen
Dalam aplikasinya, ada banyak metrik rekrutmen yang bisa digunakan seorang recruiter. Tapi hanya ada beberapa metrik yang cukup penting dan wajib dipahami dalam proses rekrutmen tersebut, di antaranya:
1. Source of Hire
Metrik ini berkaitan dengan informasi persentase karyawan yang paling potensial dan sesuai untuk mengisi lowongan yang dibuka. Informasi ini bisa didapat dari sumber perekrutan yang dipakai oleh recruiter.
SOH atau Source of Hire sendiri bisa dibedakan menjadi dua jenis, yakni bersumber dari internal (rujukan, transfer, atau dipromosikan) serta eksternal (berasal dari media sosial atau job board lainnya).
SOH termasuk metrik yang penting karena bisa membantu recruiter untuk memahami perjalanan kerja karyawan serta memberikan rujukan dalam membuat strategi perekrutan di masa yang akan datang.
2. Quality of Hire (Tingkat Kualitas Karyawan)
Kualitas karyawan yang sudah direkrut memang baru bisa dilihat setelah bekerja selama setahun di perusahaan. Apabila Quality of Hire tinggi, berarti proses perekrutan yang dilakukan sudah tepat.
Sebaliknya, kualitas yang rendah menjadi indikasi gagalnya proses rekrutmen perusahaan sehingga perlu perbaikan dan penyesuaian kembali dalam rekrutmen selanjutnya.
3. Time to Hire (Waktu Perekrutan)
Metrik ini berhubungan dengan lamanya waktu yang digunakan untuk merekrut kandidat dalam posisi tertentu. Melalui metrik ini, recruiter juga bisa mengetahui variabel yang paling banyak menghabiskan waktu perekrutan.
Dengan begitu, bisa dicari tahu strategi yang bisa diterapkan untuk membantu efisiensi waktu perekrutan agar tidak menghabiskan waktu dengan sia-sia.
4. Cost per Hire (Biaya Rekrutmen)
Biaya rekrutmen juga sangat penting agar seorang recruiter bisa memanfaatkannya dengan lebih efisien. Berbagai saluran pemasaran yang dipakai untuk mencari kandidat bisa dipilih yang paling efektif dalam menyaring kandidat yang dibutuhkan.
Efektif dalam hal ini membutuhkan biaya yang lebih terjangkau namun dapat membantu menemukan kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan.
5. Fill Rate (Rasio Penerimaan Terhadap Perusahaan)
Metrik yang satu ini juga berperan penting untuk mengukur efektifitas dan kualitas dari tim recruiter dalam merekrut kandidat yang dibutuhkan. Melalui metrik fill rate, maka recruiter juga bisa mengukur apakah proses rekrutmen di kemudian hari lebih efektif dengan cara eksternal, internal, ataupun keduanya sekaligus.
6. Candidate Experience (Pengalaman Kandidat)
Komunikasi yang baik dan nyaman dalam proses rekrutmen juga sangat mempengaruhi keputusan kandidat untuk bergabung di perusahaan atau membatalkannya. Untuk itulah recruiter harus bisa memberikan pengalaman yang positif kepada kandidat selama proses rekrutmen berjalan.
Cara yang cukup efektif untuk memberikan pengalaman positif ini adalah dengan melibatkan langsung kandidat dalam proses ini. Salah satunya melalui tahapan Shortlyst yang mempermudah recruiter untuk menjalankan proses rekrutmen sekaligus memberikan kandidat pengalaman positif.
USP Shortlyst sangat efektif digunakan karena bisa diintegrasikan dengan mudah ke berbagai platform. Selain itu, di dalamnya juga sudah dilengkapi dengan fitur saling tag antara recruiter dan kandidat sehingga kandidat merasa dihargai karena terlibat langsung di dalamnya.
Besarnya peran dari beberapa metrik di atas bisa menjadi pertimbangan bagi perusahaan khususnya recruiter dalam menggunakannya semaksimal mungkin. Dengan begitu, proses rekrutmen yang dijalankan bisa lebih efektif dan memberi keuntungan bagi perusahaan dalam menemukan kandidat yang tepat.